Pendidikan Seni untuk Menumbuh Kembangkan Kecerdasan Majemuk


Kecerdasan Majemuk

     Teori kecerdasan majemuk ditemukan dan dikembangkan oleh Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of  Education, Harvard University Amerika Serikat pada tahun 1983. Gardner mendefinisikan intelligence sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Intelligence bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, intelligence memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Seseorang memiliki intelligence yang tinggi apabila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi intelligencenya. (Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligence di Indonesia; cet ke-1 (Bandung: Kaifa, 2010)

      Dengan menerapkan kecerdasan majemuk, maka aktivitas mengajar adalah ibarat air yang mengisi ruang-ruang murid. Ketika murid diibaratkan bagaikan botol, maka seorang pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan seperti botol; dan ketika murid ibarat seperti gelas, maka seorang pendidik juga dituntut dapat mengikuti seperti gelas. Artinya dengan bekal kecerdasan majemuk, aktivitas mengajar harus sesuai dengan gaya belajar setiap individu murid. (May Lwin dkk. How to Multiply Your Child’s Intelligence, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan; Cet-ke1  (Jakarta: Indeks, 2005).

           Kecerdasan majemuk adalah teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner'" untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki banyak kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu." Adapun kecerdasan-kecerdasan tersebut yaltu:
1. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secata oral maupun tertutis. 
2. Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, poh serta pemikiran logis dan ikniah. 
3. Kecerdasan ruang-spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-spasial secara tepat. 
4. Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara.
5. Kecerdasan kinestetik-badani adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan atau perasaan. 
6. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. (jurnal siti rahmah)
7. Kecerdasan naturalis yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu sangat dibutuhkan untuk : berkebun, berkemah, atau melakukan proyek ekologi.
8. Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misal sering muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari hidupku ini, bagaimana seseoramg bisa mencapai tujuan hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ke mana.
Bagi para pendidik dan implikasinya bagi pendidikan, teori multiple intelligences melihat anak sebagai individu yang unik. Pendidik akan melihat bahwa ada berbagai variasi dalam belajar, di mana setiap variasi menimbulkan konsekuensi dalam cara pandang dan evaluasinya.  Kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences (Gardner, 1993), dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang  mempunyai tiga komponen utama, yakni: 
1. kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari;  
2. kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan; 
3. kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. 

Peranan Pendidikan Seni untuk Menumbuh Kembangkan Kecerdasan Majemuk

Selain mengasah kepekaan anak, seni juga berperan mengembangkan kecerdasan majemuknya. Berikut penjelasannya:
1. Kecerdasan kinestetik
Secara kinestetik anak usia prasekolah sangat aktif. Kenalkan pada seni tari yang dapat mengasah motorik kasarnya. Sekaligus anak belajar kepekaan terhadap gerak dan bunyi, aturan-aturan, dan sebagainya. Bisa juga lewat tarian daerah orangtua memberikan edukasi mengenai kecintaan akan tanah airnya. Pada anak yang menyukai seni lukis akan melatih motorik halusnya menjadi lebih baik. Biarkan anak menggambar sesuai keinginannya dan hasilnya tak harus sebagus orang dewasa. Beri kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan seninya.
2. Kecerdasan musikal dan matematika
Seni juga berkaitan dengan kecerdasan yang mengarah pada musikal dan hampir dekat pula dengan kecerdasan matematika. Misalnya, dengan seni musik anak menjadi lebih peka terhadap bunyi-bunyian, keselarasan nada dan bunyi, intuisi terhadap bunyi, dan melatih pendengaran sehingga melatih kreativitas otaknya. Kecerdasan musikal ini meningkatkan intelegensi anak. 
3. Kecerdasan Visual
Kecerdasan ini bisa diasah lewat seni rupa seperti gambar. Saat ini,  gambar tak hanya berupa gambar saja namun juga bentuk bahasa simbol-simbol seperti yang ada pada komputer, misalnya. Juga berupa warna-warna beserta kombinasinya. Seni rupa ini sangat diperlukan dalam mengembangkan intelektual anak.
4. Kecerdasan bahasa
Linguistik jangan diartikan sebatas bahasa verbal saja, karena ada pula bahasa bunyi seperti pada musik, bahasa rupa seperti  pada gambar, bahasa gerak seperti pada tari, dan bahasa peran seperti pada teater. 
5. Kecerdasan intrapersonal
Usia prasekolah anak masih sangat egois, namun ini penting bagi perkembangan identitas dirinya. Lewat belajar seni, anak akan belajar percaya diri, harga diri, dan identitas dirinya. Hal ini akan mengembangkan kepribadian diri si anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post