Perempuan Langit

Sumber gambar : Playbuzz

Malam datang sebagai waktu peristirahatan bagi jiwa-jiwa yang lelah memikul beban di siang hari. Namun, bagi sebagian orang, mereka menjadikan malam sebagai waktu untuk mencurahkan keresahan dalam kehidupannya.

Malam yang gelap gulita menjadi waktu yang paling menyenangkan baginya untuk melangitkan segala bahasa cintanya pada Tuhannya.
Dalam kamar yang senyap itu ia seakan tak henti mengirimkan pesan-pesan rindu pada Sang Maha Kuasa.

Mungkin, dinding tembok kamar itu sudah tak asing lagi dengan apa saja yang selalu ia utarakan setiap malamnya.
Entah itu tentang cerita bahagianya ataupun cerita malangnya.
Hingga sejadah pun tak pernah luput dari fungsinya, yang selalu menjadi saksi bisu berapa ribu tetes air mata yang jatuh meresap padanya di setiap malamnya.

Tak pernah bosan ia merenung pada segala apa yang telah menimpanya setiap hari.
Ia tersenyum manis saat ia menyadari hikmah di balik setiap rencanaNya.

Juga suara-suara bisikkan merdu kala mengalunkan ayat suci menjadi melodi terindah di setiap malamnya.
Baginya, waktu malam adalah momen terhangatnya bersama Tuhan.

Kau tahu? melangitkan doa adalah kewajibannya.
Ia selalu yakin bahwa setiap malam doa-doanya semakin tinggi mengangkasa.
Ia selalu bersemangat setiapkali ia mengutarakan permohonannya.

Tak pernah ada kecewa saat ia meluapkan segala mimpi-mimpinya.
Ia tahu betul Tuhannya selalu memberikan yang terbaik untuknya.

Kau tahu siapakah ia?
Ia adalah perempuan langit yang hidup di Bumi.

Lalu siapakah perempuan langit itu?
Ia adalah perempuan sholehah, yang namanya tak dikenal penduduk Bumi tetapi sangat dikenal oleh penduduk langit.

Mereka selalu ada di sekitar kita, mereka adalah perempuan yang menebarkan kebaikan dan kasih sayang setiap harinya, mempersembahkan seluruh tenaganya, mengorbankan jiwa dan raganya, bagi suaminya, anaknya, keluarganya, sahabatnya.
Dan mereka adalah perempuan yang tak pernah melewatkan setiap malamnya untuk selalu melangitkan doa-doa terbaiknya bagi orang-orang disekitarnya.

Dialah perempuan langit.



Semoga aku, kamu, dan kita adalah "perempuan langit" itu.

4 komentar:

  1. UNTUK PEREMPUAN LANGIT


    anggap suaraku parau
    Malam itu ,ia menunduk hanya nanar tatap kain tergesek jatuh melambai ke tanah, setelah ia beranjak dari rumah pemilik semesta,lakunya ingin menahan tiang langit agar tidak rubuh.Tapi, semesta bekata lain, mulai retak nyatanya.

    Ia teringat gugup, ketir, pada kajian ilmu alif, ba, ta ,sa ejaannya.Tapi ia tetap berjalan tegap di bumi ini. Dan mulai berjalan melambat, sampai ia pada titik sujud syahdu. Mengangkat kedua tangan, seraya memunajatkan akan semua hal yang mulai terjadi.

    Semuanya berjalan memuncak, dan pada puncaknya .Bagai syahdu ia menemukan hamparan summit indah aroma untuk ia syukuri .

    Jatuh air embun lalu, hujan .Sunyi dalam hatinya ,ia bertanya apakah engkau mulai mendekat ?
    lalu ia berbisik "akan ku bisikan kepadamu tujuh kali , aku menyesali hal buruk dari sebuah pohon yang mulai berjalan umurnya,dan mensyukuri hal indah yang engkau berikan.aku mohon ampunan mu"

    Perlahan jalan setapak ,batu terjal berbenturan dengan lututnya gesekan ranting di bahunya mulai menepuknya .Kemudian hangat hingga tenangnya aroma sajadah mulai ia rasakan hidmat, dunia yang berbeda mulai ia rasakan.

    Pagi, senja, bunga pukul lima mekar menghadap langit, bunga itu tersenyum mengundang tanya
    "apakah aku berdosa untuk menjadi dewasa?"
    lalu ia menulis dikelopak bunga indahnya
    "hentikan akal mu maka imanmu padanya
    akan datang"

    lalu gemercik nyanyian air wudhu membentuk nada minor mayor hatinya, harmoni nada pujiannya. Segala bentuk munajat langitnya, ia sampaikan
    berbeda gubuk dengan perempuan langit itu. Hingga dia pun bercerita pada munajatnya tanpa sumbang, dan memberikan kebaikan di setiap jejaknya.

    Pemilik semesta aku bisikan kali ini hanya satu kali saja

    "semoga perempuan langit itu berevolusi menjadi bunga langit di atas summit yang kekal"

    "jaga imanmu menggenggam bukti"

    "catatan di kelopakmu semoga tidak layu dimakan waktu"

    surat untuk perempuan langit


    buitenzorg, 06 november 2019

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah.. Indah sekali..
      Terimakasih banyak sudah menuliskan ini disini..
      Semoga para perempuan langit membacanya.. :)

      Hapus
    2. Oh maaf jangan berlebihan, aku hanya iseng dan reflek saja melihat catatanmu yang menyentuh pikiran aku.:v
      Sama-sama ukhti :)
      Semoga saja semakin banyak yang membaca catatanmu.amin
      Salam dari langit kota hujan. 🙏

      Hapus
    3. Aamiin..
      Waalaikumsalam..

      Hapus

Recent Post