Dalam proses pembelajaran,
evaluasi menempati kedudukan yang penting dan merupakan bagian utuh dari proses
dan tahapan kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi, guru dapat
mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap
kali pertemuan.
Untuk dapat melaksanakan evaluasi
pembelajaran dengan benar, maka setiap guru dipersyaratkan mengetahui berbagai
dimensi yang terkait dengan evaluasi, terutama berkaitan dengan hakikat
evaluasi, tujuan evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan
prosedur evaluasi di dalam pembelajaran.
Pengertian Evaluasi
Michael Scriven, seorang
teoritisi evaluasi mengamati bahwa evaluasi terdiri dari penetapan nilai.
Karena itu, evaluasi pendidikan terdiri dari penetapan nilai sehubungan dengan
fenomena pendidikan. Penetapan nilai yang dimaksudkan adalah penentuan manfaat
atau kebaikan relatif dari segala sesuatu yang kita evaluasi.
Evaluasi merupakan salah satu
komponen sistem pendidikan/pembelajaran. Oleh sebab itu, kemampuan guru
melaksanakan evaluasi secara tepat akan memberikan pengaruh bagi peningkatan
kualitas pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan evaluasi dengan benar, maka
setiap guru dituntut memiliki perangkat pengetahuan tentang berbagai jenis
evaluasi , prinsip-prinsip evaluasi, memilih jenis-jenis evaluasi sesuai dengan
karakteristik dan tujuan pembelajaran serta prosedur implementasi dalam
kegiatan pembelajaran. Dimyati dan Mujiono (1994:175), mengemukakan bahwa hal
penting yang harus diketahui guru adalah bahwa secara umum evaluasi mencakup
evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar
menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa
dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi
pembelajaran merupakan proses sistematis
untuk memperoleh informasi tentang tingkat keefektifan proses
pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Dengan demikian evaluasi belajar menyatakan baik buruknya hasil dari kegiatan
pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menyatakan baik buruknya proses
dari kegiatan pembelajaran.
Tujuan Evaluasi
Secara umum
evaluasi bertujuan untuk melihat sejauhmana suatu program atau suatu kegiatan
tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara spesifik evaluasi
memiliki banyak tujuan dan manfaat. Karena itu menurut Reece dan Walker
(1997:420) terdapat beberapa alasan mengapa evaluasi harus dilakukan, yaitu:
1. Memperkuat kegiatan belajar
2. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
3. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
4. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
5. Memotivasi siswa
6. Memberi umpan balik bagi siswa
7. Memberi umpan balik bagi guru
8. Memelihara standar mutu
9. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
10.Memprediksi
kinerja pembelajaran selanjutnya
11.Menilai
kualitas belajar
Reece dan Walker (1997) mengemukakan
bahwa dengan melaksanakan evaluasi belajar dengan benar sekurang-kurangnya
memungkinkan kita untuk; (1) mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa, apakah
mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, (2) menentukan tujuan
mana yang belum direalisasikan, sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat
direalisasikan, (3) merumuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka di
dalam mencapai tujuan yang telah disepakati, (4) memberikan informasi kepada
guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar yang ia gunakan supaya kelebihan
dan kekurangan strategi mengajar tersebut dapat ditentukan, (5) merencanakan
prosedur untuk memperbaiki rencana pelajaran, dan menentukan apakah sumber
belajar tambahan perlu digunakan.
Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan
mempunyai manfaat yang luas, tidak sekedar mengukur keberhasilan proses belajar
akan tetapi dapat memberikan manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik bagi
guru maupun siswa (Nurkancana, 1986).
Beberapa fungsi atau manfaat evaluasi
pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah untuk :
1. Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh
suatu pendidikan tertentu.
2. Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah
dicapai dalam proses pendidikan.
3. Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita
ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru ataukah harus mengulang
pelajaran-pelajaran yang telah lampau.
4. Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam
memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk
siswa.
5. Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah seorang
anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas
semula.
6. Membandingkan apakah prestasi yang dicapai anak
sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
7. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah
cukup matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke
lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
8. Untuk mengadakan seleksi.
9. Untuk mengetahui taraf efesiensi metode yang
dipergunakan dalam lapangan pendidikan.
10.Untuk dapat melaksanakan evaluasi secara
benar, maka guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang
aspek-aspek berkaitan dengan evaluasi dan memiliki komitmen untuk menerapkan
prinsip-prinsip tersebut di dalam proses pembelajaran.
Guru harus selalu aktif
mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa, dan setiap guru
dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuannya, termasuk di dalam memahami
dan menggunakan bentuk-bentuk evaluasi, mengenal, memahami dan mampu
menggunakan alat-alat bantu teknologi yang dapat membantu kelancaran proses dan
pencapaian hasil belajar yang lebih baik.
Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
1.
Evaluasi Formatif
Diartikan sebagai kegiatan evaluasi yang dilakukan
pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan. Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui sejauh mana suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana
yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih
berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Indikator utama
keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi formatif ini adalah penguasaan
kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan instruksional khusus (TIK)
yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan
awal anak dan tingkat tingkat kesulitan yang diperkirakan masih sangat mungkin
dijangkau/dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain,
evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai.
2.
Evaluasi Sumatif
Merupakan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah
dari suatu unit ke unit berikutnya.
3.
Diagnostik
Merupakan evaluasi yang digunakan untuk mengetahui
kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat
diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa.
Daftar Pustaka
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
AJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856