Sifat dan Ranah Pendidikan Seni


Ranah Pendidikan Seni

      Manusia mengalami berbagai peristiwa yang bersentuhan dengan seni sepanjang kehidupan mereka. Dengan demikian, semua kegiatan yang berkaitan dengan seni adalah milik setiap manusia. Seni adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, meski terkadang tidak disadari kehadirannya.
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental peserta didik. Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni pun perlu memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam berkarya seni, melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
      Sebagai sarana pendidikan, pendidikan seni di SD dicurahkan untuk bermain. Kegiatan ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuhkembang peserta didik. Pendidikan seni sebagai sarana ekspresi kreatif peserta didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir-batin, jasmani-rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan dipahami bagi seorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni.

Sifat Pendidikan Seni

        Melalui proses pendidikan yang terarah seni dapat dijadikan  alat atau media guna mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia yang berbudaya dan memiliki keseimbangan antara akal, pikiran dan perasaan. Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan.

Domain Pendidikan Seni

    Pendidikan Seni Budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan multilingual yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Di dalam proses pembelajaran seni harus terlibat tiga aspek, yaitu: aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif, karena ketiga aspek tersebut merupakan inti dari tujuan pembelajaran. Bloom dan Krathwohl (Rita Milyartini 2009: 20) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga ranah atau domain, yaitu: 
1) Cognitive domain (aspek kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Affective domain (aspek afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri, serta memiliki lima tingkatan dari rendah sampai tinggi, yaitu: penerimaan, responding, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi.
3) Psychomotor domain (aspek psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik atau gerakan-gerakan fisik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, seni (musik, rupa, tari), dan olahraga. 
Pengklasifikasian tujuan pendidikan yang dilakukan oleh Bloom dan Krathwohl ini dimaksudkan untuk mengetahui perilaku ideal peserta didik dalam mengikuti proses pendidikan. Salah satu manfaat klasifikasi ini adalah memberikan kejelasan arah bagi penilaian atau evaluasi pendidikan (Rita Milyartini, 2009: 36). 
Maka seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post