Pendidikan Seni sebagai Pendidikan Karakter


Pendidikan Karakter dalam Seni

        Menurut Syamsuddin (2019: 32) Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Menurut Lickona (dalam Marzuki, 2018) dalam pendidikan karakter tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada anak, tetapi lebih dari pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan dan mau melakukan yang baik.
Jadi, pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana dalam membimbing dan mendidik peserta didik dalam membangun karakter pribadinya menjadi lebih baik melalui penanaman kebiasaan yang baik.

Peranan Pendidikan Seni dalam Pendidikan Karakter

       Dalam kurikulum tahun 2004 atau yang lebih dikenal dengan KTSP, seni-budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik. Seni-budaya yang terdiri dari 4 cabang yakni: musik, tari, rupa, dan teater adalah cabang-cabang seni yang harus diajarkan kepada anak didik. Pengajaran seni budaya bagi anak usia dini lebih bersifat permainan namun memberikan kesan yang mengarah pada pembentukan kepribadian ataupun karakter anak. 
Berbagai jenis kesenian tradisional yang hidup dalam masyarakat seperti: karawitan, tari, ketoprak, wayang, lagu dolanan, dan sebagainya, juga dapat digunakan sebagai media dalam pendidikan karakter anak. Karawitan sebagai salah satu kesenian jawa yang sangat dikenal oleh masyarakat juga merupakan media yang sangat tepat. Dalam belajar karawitan anak tidak hanya sekedar menabuh, memukul instrumen gamelan yang ada di depannya, namun juga banyak mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak. 
Nilai-nilai yang dapat diajarkan pada anak ketika belajar karawitan antara lain adalah: 
a. Nilai gotong royong. Ketika seorang memainkan instrumen maka anak tersebut harus memperhatikan instrumen lainnya sehingga akan terdengar perpaduan instrumen yang indah. 
b. Tanggung jawab. Ketika seorang anak memukul gong, tidak sembarang ketukan harus dipukul namun harus pada ketukan yang tepat dan tidak boleh lupa. 
c. Menghargai yang lain. Pada saat memukul instrumen maka volumenya harus disesuaikan dengan volume temannya dan tidak boleh lebih keras dari pukulan lainnya. 
d. Disiplin. Setiap anak harus memukul sesuai dengan notasinya dan tidak boleh memukul semaunya sendiri. 
Nilai-nilai tersebut jika ditanamkan pada setiap anak yang mengikuti latihan karawitan maka akan banyak belajar etika yang harus ditaati. Dengan demikian pembentukan pribadi dan karakter anak akan terbangun sejak awal. Melalui pendidikan seni dan budaya anak berlatih berpikir secara demokratis dan bebas mengungkapkan ekspresinya. Model pembelajar tersebut tentunya akan membentuk karakter anak memiliki keberanian mengungkapkan pendapat serta memiliki daya pengembangan pikir sesuai dengan kemampuan kreasi yang ada pada dirinya. Anak didik merasa senang ketika dapat mengekspresikan dirinya ketika bermain gamelan, nembang sambil menari, maupun bentuk seni yang lain. Proses pembelajaran seperti ini akan lebih kondusif karena anak didik akan lebih mandiri dan tidak merasa terkekang ekspresinya. Anak didik yang diberi kebebasan berekspresi dalam perkembangannya akan lebih agresif dan memiliki keberanian dan kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya karena dalam setiap tindakannya akan lebih konstruktif dari pada anak yang hanya menerima dan diajar secara otoriter. (Badingah, 1993) 

Ekspresi dan Pendidikan Karakter

        Dalam kegiatan pendidikan seni, siswa diberikan kebebasan dalam berkarya seluas-luasnya. Satu manfaat seni bagi manusia adalah sebagai ungkapan ekspresif yang dituangkan dalam suatu karya seni, melalui karya ini akan terefleksi gambaran jiwa orang yang membuatnya. Penerapan pendidikan seni jelas akan memunculkan daya kreativitas siswa, seperti yang disampaikan Utami Munandar: kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Utami Munandar, 1995:25).
Selanjutnya dari proses pendidikan seni ini akan dapat menanamkan beberapa karakter seperti :
1. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
4. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
5. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
6. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
7. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
8. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
9. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 
10. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
11. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
        Pendidikan karakter merupakan hal sangat mendasar untuk perkembangan anak agar memiliki pribadi  yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri serta memiliki nilai-nilai etika dalam hidupnya. Keberhasilan pendidikan karakter dalam pendidikan dasar akan menentukan kesiapan anak pada jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan seni memiliki tugas, tanggung jawab, dan posisi yang sangat strategis dalam membantu menanamkan kepribadian anak didik ke arah nilai-nilai karakter bangsa secara kreatif, inovatif, bertanggung jawab, disiplin, jujur, terbuka, tekun, dan apresiatif. Dapat dikatakan bahwa pendidikan seni merupakan bidang studi yang paling berpeluang dan paling tepat untuk melaksanakan pendidikan berkarakter.


Sumber Referensi :

Marzuki. (2018). Konsep Dasar Pendidikan Karakter. Diakses dari : http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/lainlain/Dr.Marzuki,M.Ag_.Konsep+DasarPendidikanKarakter.pdf
Munandar, Utami. (1999). Kreatifitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post