Konsep Seni


Mari Berkenalan dengan Seni

Apa sebenarnya seni itu?
Menurut F. Carrit, seni adalah sebuah proses kreatif dan ekspresi dari suasana hati, perasaan dan jiwa. Maka seni secara garis besarnya adalah hasil kreatif dalam mengungkapkan emosi dan tidak semata-mata hanya hasrat saja tetapi juga memiliki makna yang dalam pada setiap ungkapannya. 
Jadi seni menurut pengertianku adalah suatu proses kreatif untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan dan imajinasinya sehingga menjadi sebuah hasil karya yang memiliki nilai dan makna kemudian mampu menyentuh hati penikmatnya. Kalau seni menurutmu sendiri apa? 

Nilai Estetik dalam Seni

Nah setelah kita tahu bahwa seni adalah proses pengungkapan dari suasana hati, perasaan dan hasrat. Ternyata tidak hanya itu, seni juga adalah ungkapan atau perwujudan nilai-nilai yang berkenaan dengan persepsi dan ilmu pengetahuan. Sedang karya seni adalah proyeksi dari inspirasi, emosi, preferensi, apresiasi atau kesadaran akan nilai dari pembuatnya (seniman). 
Seni tidak hanya tentang sesuatu yang memiliki keindahan, suatu karya seni disebut indah itu tidak hanya sebatas penilaian subyektif saja, melainkan harus ada juga ukuran nilai-nilai yang tersirat. Dan ukuran nilai-nilai keindahan itu tidak selalu sama pada setiap  karya seni, ukuran nilai tersebut bisa berbagai alasan, yaitu manfaatnya, kelangkaannya, coraknya dan keunikannya. Pada nilai estetika, selain keindahan yang bernilai positif, kini meliputi juga nilai negatif. Dan sesuatu yang menunjukkan nilai negatif itu ialah kejelekan. Kejelekan bukan berarti nilai indah, melainkan merujuk pada ciri nyata yang bertentangan dengan kualitas keindahan. Nah dalam seni ini, keindahan tidak lagi merupakan tujuan penting dari seni. Sebagian seniman bahkan menganggap lebih senang menggoncangkan perasaan penikmatnya daripada hanya menyenangkannya dengan karya seni mereka. Dan goncangan perasaan dan kejutan batin itu bisa terjadi melalui keindahan dan kejelekan. Oleh karena itu kini keindahan dan kejelekan sebagai unsur nilai estetika yang positif dan negatif menjadi sasaran penelitian dari estetika filsafati serta nilai estetika yang pada umumnya kini diartikan sebagai kemampuan dari sesuatu benda yang bisa menimbulkan suatu pengalaman estetik.

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dalam kehidupan kesehariannya tidak akan bisa lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan tidak merusak dan melupakannya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. 

Perwujudan Kebudayaan

Wujud kebudayaan adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi dalam tiga wujud, yaitu :
1) Wujud kebudayaan sebagai ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan yang kompleks. Wujud tersebut merujuk pada ide dari kebudayaan itu, ia memiliki sifat abstrak, tak bisa diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di dalam pikiran masyarakat kebudayaan itu hidup.
2) Wujud kebudayaan sebagai aktivitas yang berpola dari manusia dalam masyarakatnya.
Wujud ini dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan yang berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan bergaul dalam masyarakat. 
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. 
Wujud yang terakhir ini disebut kebudayaan fisik. Dimana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan berupa benda—benda atau hal-hal yang bisa diraba, dilihat dan difoto.

Apakah seni harus indah?

Banyak persepsi yang mengatakan bahwa seni adalah keindahan, dan hanya sebuah pelengkap agar kehidupan menjadi indah. Persoalan mengenai seni tidak hanya selesai pada konteks keindahan, tetapi lebih dalam dari pada itu. Hampir semua kesalahan ini ditimbulkan karena kurang pahamnya kata “seni” dengan “keindahan”, kedua kata itu menjebak kita dengan menganggapnya adalah arti yang sama. Kita selalu menganggap bahwa semua yang indah itu seni dan yang tidak indah itu bukanlah seni. Identifikasi semacam itu akan mempersulit pemahaman dalam apresiasi sebuah karya kesenian. Herbert Read (1959:3) dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art mengatakan: bahwa seni itu tidaklah harus indah.

Dorongan Berkarya Seni

Kapankah seni lahir ke muka bumi ini? Andaikan ada pertanyaan seperti itu, maka jawabannya sangatlah mudah, seni lahir sejak pertama kali manusia ada di planet Bumi ini.  Seni prasejarah yang dihasilkan oleh manusia pertama, dengan nyata telah memperlihatkan berbagai keunikan.

Seni dan Ekspresi

Ekspresi merupakan luapan perasaan yang kita tunjukan kepada orang lain. Ekspresi bisa mewakili keluh-kesah yang sedang dirasakan seseorang berupa perasan, gagasan, maksud atau dapat pula sebuah gambaran isi hati terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Nah jika ekspresi seni merupakan hasil dari ekspresi yang dilakukan, ekspresi seni terjadi setelah ekspresi berlalu dan telah menjadi pengalaman. Dan seni merupakan sebuah wadah untuk menyampaikan ekspresi dan pemikiran. Seni bisa menggambarkan ekspresi senang, sedih, atau marah sekalipun. 
Seni maupun ekspresi, keduanya selalu berkaitan dengan perasaan. Perasaanlah yang menimbulkan ekspresi dan perasaan yang mempengaruhi nilai seni. 
Seorang seniman tidak akan mungkin secara langsung dapat mewujudkan karyanya ketika dilanda perasaan takut, gelisah, gembira, sedih dan sebagainya. Perasaan-perasaan yang dialaminya perlu diolah dan dijadikan objek sehingga bisa menjadi sebuah kenangan dan pengalaman bagi dirinya. Apabila perasaan-perasaan tersebut telah diolah menjadi objek, maka dalam keadaan perasaan yang tenang dalam berkesenian, sang seniman dapat merealisasikan karyanya. Karya seni yang terlahir melalui proses tersebut akan membawa nilai ekspresi yang universal, sehingga orang lain ikut merasakannya seperti yang dialami oleh sang seniman. 

Hubungan Seni dengan Keindahan

Hadirnya sesuatu yang indah dalam hidup seseorang akan membuat hidupnya semakin berwarna, begitu juga dengan sebuah karya seni, adanya keindahan akan membuat apresiator lebih berwarna dalam menikmati sebuah karya.
Mengenai keindahan dalam seni, kadang selalu diperdebatkan tentang suatu nilai indah dan kurang indah. Mengapa sajak itu indah bagi seseorang, sedang tidak indah untuk yang lainnya? 
Thomas Aquinas, merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan bila dilihat. Maka bisa disimpulkan bahwa nilai indah itu sendiri ada pada perspektif masing-masing manusia, yang tentunya tiap satu dengan yang lainnya akan selalu berbeda.

Alam sebagai Sumber Penciptaan Seni

Dalam Tri Hita Karana keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, alam lingkungan dan antar manusia menjadi unsur-unsur yang bisa menciptakan kebahagian lahir batin. Gencarnya pemerintah beserta instansi terkait memasyarakatkan konsep Tri Hita Karana, kiranya akan lebih efektif jika seni bisa menyentuh dan mengilhami masyarakat luas. 

Antara Seni dan Teknologi

Karena manusia beragam, mulai dari pola pikirnya, sudut pandang akan hal tertentu, hingga motivasi, tujuan, serta tantangan yang dicari pun berbeda. Hal terpenting dalam seni dan teknologi adalah dengan menciptakan sesuatu yang dapat digunakan oleh orang banyak, mampu memudahkan orang-orang dalam memperoleh apa yang mereka butuhkan, dan bermanfaat bagi orang lain dalam jangka panjang. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu itulah yang memtransformasi ide-ide seni menjadi nyata. Lapisan teknologi yang lebih dalam ini juga memiliki sedikit permasalahan. Seni tidak bisa dipisahkan dari teknologi, karena kedua hal ini saling mempengaruhi.

Manfaat Belajar Seni

Seni memiliki banyak sekali manfaat pada masing-masing jenisnya. Manfaat seni bisa dirasakan tidak hanya dari sisi individu melainkan juga dari sisi sosial. Manfaat ini diantaranya:
1. Manfaat Individu
- Kebutuhan Emosional
Belajar seni bisa memberikan kepuasan emosional tersendiri bagi penciptanya dan penikmatnya. Emosi tidak hanya terbatas pada kegembiraan saja tetapi meliputi emosi lainnya seperti kesedihan, kegelisahan, kemarahan, ketakutan, dan lain-lain. Selain untuk memperoleh kepuasan emosionalnya, belajar seni juga bisa memberikan kekuatan untuk mengekspresikan emosi tersebut melalui sebuah karya.
-Kebutuhan Fisik
Menurut sejarah, musik dipercaya sebagai salah satu metode penyembuhan dari sejak dahulu kala. Musik terbukti bisa mempengaruhi saraf sensorik dan motorik yang dimiliki manusia. Contoh manfaat lain dari kebutuhan fisik adalah pada alat-alat yang digunakan setiap hari. Mempelajari seni rupa bisa membuat kita berkarya menghasilkan alat-alat yang diperlukan dalam kebutuhan sehari-hari. Juga dalam seni tari, Tarian dengan berbagai gerakan bisa membuat tubuh menjadi lebih aktif dan sehat.
2. Manfaat Sosial
- Media Hiburan
Belajar seni bisa memberikan hiburan atau rekreasi. Seni yang dibuat dengan indah bisa memberikan daya tarik tersendiri untuk menghibur banyak orang.
- Media Komunikasi
Ada pepatah bahasa Inggris menyebutkan “A picture is worth a thousand words” artinya sebuah gambar bisa mencerminkan beribu kata. Sebuah karya seni bisa menyampaikan isi hati. Biasanya jenis seni yang digunakan adalah seni musik. Banyak sekali lagu yang liriknya mengandung pesan komunikasi tersirat. 
- Media Pendidikan
Seni bisa dijadikan media pembelajaran. Salah satu contohnya adalah lagu-lagu yang dijadikan alat pembelajaran bagi anak. Lagu yang menerangkan bagaimana cara untuk mengeja alphabet, menghitung, berbicara, dan lainnya. Lagu sangat membantu pembelajaran karena otak kita lebih respon terhadap musik daripada membaca dengan biasa.

Manfaat Belajar Seni terhadap Anak-anak
1. Meningkatkan kreatifitas
Anak-anak mempunyai imajinasi yang luar biasa. Imajinasi tersebut bisa dikembangkan lebih baik lagi dengan cara belajar seni. Kreatif tidak hanya sebatas menggambar, tetapi juga bisa membuat seni rupa tiga dimensi (3D). Contohnya adalah seperti patung tanah liat, gerakan tarian, membuat karangan indah, dan lain-lain.
2. Membangun pola pikir yang lebih dewasa
Anak-anak pada umumnya tidak mau menerima saran atau nasehat dari orangtua karena mereka tidak mengerti. Melalui rasa penasaran anak-anak terhadap seni, membuat mereka mendengar saran lebih baik.
3. Membangun sikap solidaritas
Beberapa karya seni harus dilakukan secara berkelompok, sehingga diperlukan solidaritas. Contoh kegiatan yang dilakukan secara berkelompok adalah menari, memainkan musik, membuat prakarya, dan juga menggambar. 
4. Tidak mudah menyerah
Anak-anak yang belajar seni akan memiliki dorongan yang untuk terus membuat karya seni yang lebih baik lagi kedepannya. 
5. Belajar Mengapresiasi Karya
Hal terpenting dari manfaat belajar seni adalah memupuk apresiasi terhadap karya. Belajar menghargai karya orang lain harus dilakukan sejak awal, karena apresiasi tersebut akan sangat berharga bagi penciptanya. Cara mengajarkan apresiasi adalah dengan wisata edukasi ke tempat yang berwawasan seni.



Sumber Referensi :
Hajar Pamadhi. (2011). Model Konsep Pendidikan Seni. Yogyakarta: FBS UNY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post